Langsung ke konten utama

#DiaryMuslim2

Dia Bernama UN!!
Sekarang sudah bisa ku lihat warna gari finish. Seakan memanggilku agar cepat melewatinya. Garis itu menjadi motivasiku selama ini. Tiga tahun demi menginjak garis itu. Ujian Nasional. Sebuah garis sekaligus batas yang mengukur kemampuanku sejauh mana bisa berlari. Pekan depan aku masuk ke garis itu.
Tapi bukan masalah masuk tidaknya, tapi dengan bagaimana aku masuk garis itu. Apakah dengan larian yang sangat kencang atau berjalan santai. Aku tak tahu. Apakah menginjaknya dengan rasa bangga di dada atau dengan lemah lesu. Yang terpenting setelahnya apakah aku akan naik ke podium kemenangan atau tidak. Podium itu adalah sebuah jalan lagi yang panjang. Jalan masa depanku.
Ditengah gencarnya tema UN, aku pun disibukan dengan menentukan sekolah lanjutan. Banyak pilihan yang ditawarkan, negeri boleh, pondok boleh, nggak sekolah yang nggak boleh. Tapi makin hari aku makin binggung menentukan arah ke depan. Bukan tanpa masa depan, tapi mau kemana dulu nih kaki melangkah. Umurku mau 15 tahun, masih terbilang muda tapi kemudian SMA akan memotong tiga tahun hidupku selanjutnya. 
Kalo misalnya negeri mau ini ini dan ini kalo pondok gini gini gini. Udah kepikiran lah. Tapi bingung mau ke mana. Why?? kok bingung?? dimana titik bingungnya?? Jadi gini, misal aku milih SMA negeri, Pasti tuh 3 tahun aku jadi pemuda yang berkonsep negeri. pikirannya ke pelajaran paling mentok organisasi. Klo pondok jadi banyak hafalan tapi bakalan ketinggal sama entrepreneur dan leadershipnya. bingung tah??
Emang sih dari ortu nggak ada tuntutan harus di A atau B, bebas!. Tapi justru kebebasan itu yang membuat terlena. Yakin deh kalo udah diminta di A pasti semangat terus fulltime ke arah jalur A. Tapi juga kalo ditekan juga bahaya.
Soal cita-cita, katanya sekolah ada yang bilang harus sesuai dengan cita-citatau passion. Yup, 100% benar untuk mempermudah jalan. Tapi cita-citaku membutuhkan keduan aspeknya. Ribet kan? mungking sih ada sekolah yang ada dua-duanya. tapi yeh...
oo, cita-citaku itu apa sih kok sampe harus ada dua variabel masuk kedalam otak. Sederhana sih. Menjadi public speaker, aku sebutnya sering ngisi di mana-mana. kalian bisa nyebut ini dengan guru. Tapi guru dengan arti lebih luas.
Ok semangat UN Temen-temen SMP dan SD. Semoga sukses UN nya dan diberi keberuntungan. banyakin tuh ibadah sama doa. UN, I'm not afraid...