Langsung ke konten utama

#Eventseru5

Backpacker
Pekan lalu aku mengikuti sebuah kegiatan yang sangat berkesan dalam hidupku. Memberikan sebuah makna dari arti kehidupan. Kegiatan itu adalah backpacker. Buat yang nggak tau backpacker adalah kegiatan perjalanan dengan menggunakan biaya yang sesedikit mungkin dengan kematangan perencanaan kegiatan yang sebaik mungkin. Tujuannya adalah mengetahui bagaimana sih orang hidup. Lha kok bisa? Karena backpacker = miniatur kehidupan. Yaitu mengelola dari mulai keuangan sampai mengelola apa yang hari itu akan dimakan. Kita lakukan semua hal itu.
Dimulai dari proses prepare yang sudah dimulai dibincangkan dari pertengahan Februari, aku ingat waktu itu ada dua poin yang disepakati, yaitu tentang rencana pendanaan dan gambaran kasar kegiatan. Untuk dana, waktu itu dianggarkan 600k per orang. Dengan 21 anak muda yang akan berangkat backpacker dibagi dalam dua kelompok. Dengan syarat 50 persen diambil dari uang saku siswa dan sisanya diperbolehkan untuk meminta bantuan dana dari orang tua, Itu pun jika siswa tidak bisa mengumpulkan uangnya dengan baik. Kenapa kok uangnya harus dari uang jajan siswa? Karena di backpacker ada peran siswa untuk menyisihkan uangnya untuk kegiatan mereka sendiri. Esensinya untuk menggerakan hati siswa dan menebalkan empati siswa pada kegiatan yang akan mereka jalani sendiri.
Kemudian untuk  gambaran kasar kegiatan, baru dibuat rencana kegiatan yang benar-benar dibuat secara abstak dan tidak memperhatikan hal-hal detail. Sebuah rencana tanpa survei yang jelas dan diskusi yang dalam.
Kemudian bulan-bulan selanjutnya diisi oleh kegiatan ujian yang bertumpuk dan tanpa henti. Jadi ujian terus. Ujian Praktik habis itu ujian Sekolah, terus ujian  Ujian Tahfidz dan yang terakhir Ujian Nasional. Rangkaian ujian itu mengakibatkan kita tidak memikirkan tentang backpacker. Di hari-hari itu hanya diadakan pengumpulan uang untuk backpacker.
Tiba di sepekan sebelum pemberangkatan atau tepatnya dua hari sebelum pemberangkatan. Hari selasa kemarin yang hari seninnya adalah UN terakhir, jadi masih kental nuansa UN bagi kita. Hari itu uang sudah terkumpul semua. Rencana kegiatan kembali dimatangkan hari itu. Jelas apa yang harus dituju dan dilakukan. Rencana kegiatan dalam 4 hari itu adalah explore kebun raya, explore ranch market atau semisalnya, dan jalan jalan sedikit. Pembagian dana juga dilakukan. Dengan menyetor uang transport dan uang hotel. Sisanya ada sekitar 180k perorang. Untuk makan, transportasi selama di jakarta, dan tiket masuk ke kebun raya. Awalnya tak terbayang bagaimana cari makan dan transportasi dengan uang 180k. Menurut kami kemarin, kami butuh banyak uang lagi untuk makan dan transportasi.
Dengan planning tiga dua hari yang kalo dibilang mateng ya enggak tapi kalo masih nggarang juga bukan. Dengan segala kecepatan dalam berpikir maka plan itu jadi. Sempat ragu untuk jalanin plan karena hal tadi, uangnya nggak cukup untuk tiga hari. Aku sangat terkesan dengan sebuah penuturan guruku. Dia berkata begini, "Sekarang, plan sudah ada. Semua tiket dan hotel sudah dipesan. kita nggak bisa narik lagi uang itu. Ibarat kata sekarang nasi sudah jadi bubur, maka jadikanlah bubur ini menjadi bubur terbaik yang pernah kita lakukan dengan aktivitas yang sudah dirancang." kata motivasi itu menancap kuat di hati. Sangat simple and wow.
Tiba di hari H. Sebelumnya diupayakan tiap orang olahraga pagi dulu agar kuat jalan jauh. Kita kumpul di stasiun poncol jam 12, ada yang kurang dan lebih, sholat lalu menunggu yang lain. Sembari menunggu kita beberapa diajari tiketing yang ternyata mudah sekali. Setelah memesan online dan membayar, maka akan mendapat kode book, tinggal kode booknya di scanning ke mesin yang ada di deket pintu masuk. Terus tiketnya dibagi ke semua. Masuk deh ke gerbong kereta Tawang jaya, gerbong ke 11. duduk menikmati suguhan 7 jam duduk terpana, ya bosen. Tapi rasa bosan itu hilang dengan akrabnya pembicaraan danhangatnya persatuan. Eaa
7 jam yang terlewati dengan canda tawa, serta menghabiskan waktu dalam pembicaraan ringan bersama teman-teman tersayang. Walau kanan kiri terasa sama, tak beda jauh pemandangannya, sawah, kadang hutan, laut, dan rumah. Ya memang bosan jika menunggu.
Yang spesial di kereta adalah kamar mandinya yang seru abis. WHY, cause berasa banget kalo ada di dalam kereta pas di kamar mandinya. Nggak ada temen, suwung (baca:garing), ditambah suasana bawaan kereta yang berisik parah dan goyang goyang, rasain sendiri deh feel nya,
Makan malam dengan menu yang tadi siang sudah dipesan yaitu fried chiken OTI(bukan promosi). Lalu habislah dan kenyanglah.
Tiba di jakarta, stasiun pasar senen jam 8 kurang 10 menit. Terus langsung disuruh beli tiket klr. Ini lah gunanya hal detail dalam merencanakan, yaitu mengetahui moda transportasi jakarta. Cara membeli dan mau kemana. Cara belinya gampang, kalo nggak punya kartu harus beli kartu yang harganya 10k, dan harus diisi sesuai dengan tujuan perjalanan. Karena kartu yang dibeli ialah kartu harian berjaminan. Jadi setiap kali mau naik kereta harus beli tiket ke loket. Mudah kok tinggal kasih kartunya terus bilang jurusannya, kasih duitnya sesuai yang dibilangin petugasnya.
Terus karena udah dapet tiket, kita bagi duluan terus tap in, dan nunggu kereta. Katanya kalo mau bisa duluan. Kata pendampingku gitu, akhirnya tim ku duluan naik kereta yang kita sendiri nggak tau tujuan pastinya kemana. Kita mau ke bogor. Keretanya dateng, terus berhenti 2 menitan. Tak tanya aja sama petugasnya, "pak, arah kemana?", "bogor" kata petugasnya, langsung aja diskusi dan tim ku pada males nunggu dan milih langsung naik.
Gimana rasanya pertama kali naik krl? Seru banget. Krl tuh nyaman enak murah. Lebih jelas nya bisa buka disini.
Sampe di bogor jam 10 malem. Habis jantung yang jedag jedug karena takut salah jalur,, kami harus nyari di mana hotel yang sudah di booking. Aslinya sih bisa menunggu di stasiun, tapi salutnya sama temen-temen yang nggak mau diem, alias pingin jalan terus. Kami keluar dari stasiun, langsung ada yang kayak ngejar-ngejar' buat naik mobilnya, nanya mau kemana. Diem salah kalo njawab juga takut supirnya gr. Jadinya siapkan senyum dan lambaikan tangan dan katakan "tidak".
Kami nyari pake GPS, maklum lah aku sendiri belum pernah ke bogor, nggak mudeng kota bogor. Liat GPS, lalu ngikutin jalannya, nyasar? Pasti. Hampir 1 kilo kami nyasar. Salah arah, harusnya ke timur malah ke barat jauh. Dari pada tambah jauh kembali ke stasiun. Untungnya pas tim ku kembali yang lainnya udah pada dateng. Kita jalan ke arah yang sama tapi beda jalur. Sama-sama di trotoar sih, tapi tim ku di kanan jalan mereka di kiri. Tapi karena tim ku nggak mau diem, makin cepet tuh jalannya. Makin ilang juga. Liat GPS nya salah. Terus nyebrang jalan. Dan masuk jalan dewi sartika belok kanan ketemu deh hotelnya.
Aku salut sama bogor. Walaupun ngerasa keganggu gara-gara ditawarin berbanyak kali, berarti hal itu menandakan orang bogor rajin-rajin. Angkotnya aja jam segitu masih narik penumpang. Jam 11 malem. Nggak tau ya mungkin transportasi publik mereka 24 jam apa gimana, yang penting bangga deh sama mereka, walau nggak naik ya.
Sampe hotel bukan berarti boleh masuk ke hotel. What Happen??. Kami rombongan orang 27 dan memesan 6 kamar. Masuk akal? Sangat masuk akal bagi seorang backpacker. Karena dalam backpacke harus memanfaatkan bener-bener butget kita. Jangan Cuma habis buat tidur.
Tim ku yang baru dateng harus ketahan karena trik yang kita gunakan salah. Harusnya masuk sebagian dulu. Tapi ini kita kelihatan berbanyak orang. Jadi tim ku terpaksa harus menunggu proses lobbying ke pihak hotel. Jam 11 malem lho.
Sementara yang tim 2 udah enak rabahan di tempat tidur mereka, tim ku juga rebahan sih, di depan hotelnya yang pavingngan. Menunggu proses lobby dengan sedikit camilan, ada yang tidur juga.. Sebenarnya sih ada tangga yang bisa kita lewati kalo mau tapi kata guruku ngga usah, nggak baik.
Jam setengan 12 masih belum ada hasil. Jam 12 ada hasil, yaitu boleh deh sekamar masukin orang 3, tapi yang lainnya nggak diterima. Mau pesen kamar lagi katanya habis, terus ditawari ke wisma nya hotel dengan harga yang sama, tapi kualitas beda. Kita nya yang dirugikan.
Tapi aku menyayangkan satu hal. Its 12 o'clock. Kenapa mereka tega sih sama pengunjung yang mereka juga beli kamar hotelnya. Kan juga udah memenuhi target harian sih. Kenapa juga nggak boleh masuk gitu. Jam 12 malem. Posisi badan capek perjalanan semarang jakarta, jakarta bogor. WHY?? Prosedur kah?? Itu yang menurutku perlu dikritisi karena nggak manusiawi.
Ya keputusannya gitu, ditolak sama pihak hotel, akhirnya masukin 17 orang ke hotel itu. Dan 10 orang harus nyari tempat tinggal alternatif. Posisi jam 12.
Di sini kita menemukan arti banyak saudara. Ya, kita bisa telpon mereka. Di telponlah salah satu saudara nya pendamping. Ditanya dulu dan katanya bisa. Oke dapet tempat tinggal.
Kesana naik apa?? Jalan. Nggak donk. Jaman sudah berubah. Sudah modern kali. Kali ini tim (yang sudah digabung, 5 orang tim 1, 1 orang tim 2, 4 orang pendamping) memutuskan untuk naik Uber. Beneran kali itu pertama aku denger dan naik uber, jadi emang ada juga orang yang agak gaptek kayak aku.
Uber itu kelebihannya mudah dan relatif murah. Cara naik uber (link). Gampangnya kamu tinggal buka aplikasi Uber, download dulu kalo nggak punya:v. Klik lokasi tujuan dan aplikasi akan mencari supir(Uber adalah mobil ya.) yang ada di sekitar tempat kita. Juga dijantumkan harga dengan jelas. Tinggal pencet ok, tunggu deh di telpon untuk konfirmasi perjalanan sama pak supirnya. Mudah sekali bukan.
Naik uber ke rumah saudaranya mas mahfudz. Kami pesan 2 mobil. Lama waktunya sekitar 15 menit dengan jarak (). Tapi pake uber juga harus pinter dan teliti. Kenapa? Karena kalo salah nentuin lokasi ada biaya tambahan. Kalo nggak pinter cari harga juga bisa mahal. Tapi semahal-mahalnya uber murah lah.
Kejadian beneran pas ke rumah saudara nya mas mahfudz. Mobil 1 dengan tarif 11k, tapi mobil 2 tarifnya 22k. Aku nggak tau pastinya kenapa, kok bisa beda HP beda harga. Atau seringnya transaksi menentukan harga.
Tiba di ciomas, jam 1 malam. Jalan 2 menit dan langsung ketemu rumahnya. Masuk rebahan, sholat jama', tidur.
Hari pertama selesai begitu menegangkan. Tapi akan terkenang. Di mana kita bisa ditelantarkan oleh pihak hotel. diskusi sampai jam 1. pengalaman memang nggak ada duanya.
Hari kedua.
Bangunnya agak telat karena capet banget. Bangun jam setengan 6. terus sholat, mandi, ada yang tidur lagi. Makan dan beres beres barang sama rumahnya. Enaknya tidur di saudara menurut ku tuh nyaman karena udah kenal. Terus juga frree charge alias gratis. Dan bonusnya dapet makan yang geratis pula (tapi jangan berharap ya).
Udah prepare, ruangan bersih. Siap deh untuk lanjut explorasi berikutnya, Kebun raya bogor. Ke sana naik uber lagi. Jam 8 keluar dari rumahnya saudara mas mahfudz.
Perjalanan yang singkat namun wahh. Cuma dari ciomas ke Botanical garden. Agak lama sih setengah jam karena jalan padat merayap. Di bogor tuh angkutanya rame banget. Rame jumlah bis dan koridornya  juga rame penumpangnya. Angkotnya juga unik-unik, ada yang depannya carry belakangnya avansa. Mungkin ini biar menyulap sesuatu jadi hal yang menghasilkan ya. Aku akuin bahwa kota ini kreatif, termasuk jawa baratnya.
Perjalanan juga ngelewati bunderan kebun raya yang jauh. Pintu masuk utamanya harus muter lama. Sampe dan bayar. Kali ini harganya nggak terpaut beda 24k/25k.
Sementara yang di hotel kabarnya juga sudah bergerak ke kebun raya. Mereka jalan sekitar 15 menit.
Kondisi juga sudah terisi perutnya. Ada yang di hotel dapet sarapan, ada yang beli diluar.
Sampe deh mereka.
Istirahat sebentar, terus brifing. Waktu explore nggak ada pendanping juga.
Sebelum explore, pendamping ngambilin uang jajan kita. Kenapa kok diambil? Karena ini backpacker. Hah? Gini deh, backpacker kan biar kamu bisa ngerasain hidup yang sebenarnya dengan uang yang pas-pasan, kalo bawa sangu kan sama aja santai banget. Kalo nggak dapet makan murah masih ada uang lebih. Enak banget. Nggak bakalan dapet fell nya. Pendamping ngambilin uang kami dan disisakan 50k untuk bener bener jaga-jaga.
Sebelumnya juga, aku sama ridhwan udah dapet info tata lokasi nya, sama nanya-nanya dikit ke pusat informasi. Karena menurut ku itu bisa menjadi kayak info tambahan gimana jelajahin kawasan yang gede ini.
Beli tiket yang harganya @14k, dikali 9 orang. Terus diskusi sebentar sebelum masuk. Dan masuklah kita di kawasan kebun raya yang pertama kali di asia tenggara.
Untuk yang mau expolore sendiri bisa dibuka Kebun Raya Bogor
Tim ku (sudah kembali ke tim awal) memilih untuk muter lewat kiri dulu. Di sana ada museum zoologi, laboratorium Treub dan taman teijsmann. Di laboratorium treub nggak boleh masuk kerena bukan untuk umum, kita masuk ke museum zoologi. Di sana tempat miniatur keaneka ragaman fauna di indonesia. Ada hewan dari yang langka sampai yang sudah punah. Yang terbesar ada fosil paus yang dipamerkan sebesar ruanagan. Puas di zoologi lanjut ke gedung yang nggak tau namanya. Didalamnya ada persebaran kebun raya di indonesia. Yang aku kira hanya 2 di Indonesia, yaitu di bogor dan baturaden, ternyata banyak sekali.
Kamudian jalan lagi ke taman teijsmann, yaitu sebuah tugu penghargaan kepada teijsmann yang seorang ahli botani yang mengumpulkan dan mengklasifikasikan tanaman yang ada di kebun raya bogor.
Karena waktu yang terbatas dan mau sholat jumat, kami pakai strategi wawancara dengan ahli nya. Kenapa?? Biar ccepet aja. Explore taman segede 80 hektar lebih apa nggak lama banget. Wawancara hampir 30 menit. Lalu jalan kearan masjid yang ada di tengah- botanival garden. Ehh, lewat di jembatan putih, foto dulu. Lalu jalan ke masjid.

Istirahat dan sholat jumat, lalu sholat ashar sekalian. Kemudian tidur-tiduran di pelataran masjid. Jam 1 lanjut lagi explore. Sekarang ngambil arah utara mau lihat taman sudjana kassan yang ada bhinneka nya. Kesana lewat hutan dan segala tanaman yang ada.
bersambung...