Langsung ke konten utama

Dunia adalah Permainan




Dunia, tempat pergulatan bersar untuk mencari peluang memberlasungkan kehidupan. Arena yang sangat luas guna merebut kuasa dan keberlimpahan. Medan buta dan amat menakutkan karena ia membinasakan apa yang tak bisa bertarung di dalamnya.
                Tapi sebenarnya apakah dunia itu? Apakah sekedar ajang untuk berebut sesuap nasi yang bercecerang di muka bumi? Ataukah lokasi yang menyenangkan sekaligus menyedihkan untuk dihuni?
                Yang pasti semua kata yang tersusun rapi dalam tiap bait alqur’an tiada keraguan di dalamnya. Laa raibafiih. Kalimatnya pasti benar, argumennya tak terbantahkan dan janji di dalamnya pastilah dipenuhi.
                Salah satu petikan dari ribuan untaian indah di dalamnya, yang juga membahas tentang dunia. Dalam ayatNya kedua puluh diurutan firman agung ke lima puluh tujuh, Allah berfirman:
“Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan di dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak turunan”
Seperti hal nya sebuah permainan, yang dirinya punya dua hasil, menang dan kalah. Tak selebihnya. Tak ada hal yang dituju dalam permainan melainkan memburu kemenangan. Walaupun tak dapat dipungkiri dalam satu permainan adanya strategi yang membutuhkan dalamnya pikiran. Tapi namanya permainan memang seperti itu.
                Ada juga hal yang dapat dilakukan dalam bermain, contoh saja curang. Berbuat kecurangan dalam sebuah game menjadi suatu keniscayaan. Pemain mencoba mencari celah yang dapat ditembus walau amat kecil. Akibatnya mereka mencuri alasan untuk membenarkan tindakan liciknya.
                Serasa peraturan dalam permainan yang begitu ketatnya dapat diselami sela-selanya. Bahkan demi menemukan sela yang mungkin tak terlihat oleh kebanyakan orang, mereka rela sedikit menyenggol lawan atau bahkan menjegal musuh. Banyak pula yang berani bermain di belakang pengawasan wasit. Mungkin beberapa sudah menjadi hal yang lazim dilakukan.
                Dalam ayat ini juga, permainan dikaitkan langsung dengan kata senda gurau. Canda tawa. Tidak serius dalam bertindak. Setengah hati gerak-geriknya. Orientasinya satu, bersenang-senang. Tak apalah mengorbankan waktu untuk hal yang remeh temeh. Memang kenapa?, suka-suka guwe donk!. Inilah senda gurau.
                Bermain adalah bersenan-senang. Tak bisa dinafikan bahwa sekali lagi Quran benar. Bermain itu dibolehkan bahkan beberapa diganjar dengan pahala.
                Tapi benarkah dunia ini adalah permainan? Melihat dari fakta di lapangan, ada pemenang dan ada pecundang. Ada si kaya dan ada si miskin. Ada orang soleh dan ada orang bejat. Selalu begitu. Beranonimkan semua kemenangan dengan kekalahan.
                Hidup berdunia sangat berpotensi membuat makhluk di lingkupnya bersaing. Selain menang dan kalah, ada pula kecurangan yang bergulir di dalamnya. Kriminalitas, it cura. Ia merampas hak orang lain. Dibuat juga untaian alasan pembenar bahkan yang menyutujui sekaligus aktor kecurangan tersebut. Tak sedikit manusia yang berharap memenangkan laga menunggangi hal ini. Dan hampir semua manusia tergiur untuk meraih jalan ini.
                Lalu di mana letak peraturan? Apakah ia dilempar di jurang kebiadapan? Atau hanya menjadi tempelan di undang-undang.
                Memang tak masuk akal, tapi itulah yang terjadi.
                Dalam kelicikan permainan apakah ia bermain sendiri? Ternyata tidak. Licik memakan banyak korban, menumpahkan darah dan sering kali mengakhiri kehidupan seseorang.
                Inilah dunia dengan segala kekotoran permainannya. Inilah tempat tinggal kita, dengan ribuan singa yang sengaja dilepas untuk memangsa rusa yang dibuat terlena.
                Di dunia ini juga, banyak senda gurauan. Buktinya ada timezone, dibangun wahana hiburan dan bahkan-maag- tempat lokalisasi. Mengapa hal ini terjadi dan booming di tengah masyarakat? Karena solusi alternatif yang ditawarkan salah. Bahkan ditutp ayat ini dengan argumentasi bahwa kehidupan dunia tidak lain hanya kesenangan yang palsu. Bahwa solusi bermain dan bersenang-senang adalah jawaban palsu, tetapi dibungkus seakan sangat menarik dan diletakan di tempat yang paling mencolok.
                Lalu apa solusi yang disuguhkan quran? Langsung di ayat selanjutnya jawaban tersedia.
berlomba-lombalah kamu untuk mendapat ampunan dari Tuhanmu yang luasnya seluas langit dan bumi
Apa korelasi kedua ayat ini? Satu berkata dunia hanya bermain dan tertawa. Lainnya berbilang untuk berlari meraih ampunan. Ternyata ini adalah soal orientasi dan tujuan. Allah jadikan nikmat dunia, seindah yang mampu dipandang, selezat dirasa lidah dan semerdu didengar telinga.
Tapi nikmat akhirat melebihi itu, tak terbayangkan dan tak tertandingi. Seluas langit dan bumi yang tak seorang pun dapat menjelajahi kesemua belahan bumi, apalagi langit. Tak pernah terlintas dalam bayangan manusia. Yang pasti melebihi nikmat dunia yang tak sampai secuil nikmat akhirat.
Masalah ini bisa disederhanakan menjadi masalah iman. Seberapa besar iman kita terhadap apa yang firmankan Allah, atau seyakin apa kita pada janji Allah. Ghaib memang. Tertantanglah kita apakah dita akan tenggelam dalam gemerlap dunia atau berenang keluar menuju ranah yang sulit, yaitu mencari ampunanNya.