Hidup itu pilihan. Kata mutiara itu emang real terjadi. Hidup adalah perjalanan yang penuh dengan pilihan. Pilihan untuk bersekolah di mana, tinggal di mana, mau pergi lewat jalan apa. Semua adalah pilihan yang harus dipilih.
Tapi pilihan cuma meninggalkan dua hal, kalo nggak tepat ya keliru, bener ya salah. Karena nyatanya dunia emang diisi dua hal itu.
Ngerjain soal misalnya, abcd, pilihan yang tepat cuma satu. Yang menambah skor cuma 1 pilihan, lainnya? Bisa jadi 0 atau bahkan mengurangi skor kita.
Kegiatan juga banyak pilihannya. Main, baca buku, hang out, belajar, dan tidur. Semuanya pilihan dan memiliki efek. Baik buruknya ada semua.
Sekedar tidur saja banyak pilihannya. Mau tidur cepat, tidur malam, tidur seharian. Juga bersama akibat darinya.
Maka pilihan yang paling besar impact nya adalah yang paling jauh masa nya. Untuk anak muda kayak kita ini, yang berat adalah memilih jalan hidup, sahabat, dan kebiasaan. Mempertahankan pilihan yang baik hingga dewasa dan mencapai hasil kebaikan.
Nah, sekarang sedang ada pilihan juga guys. Pilihannya sih bukan sepusing nentuin sekolah, atau nentuin jurusan. Tapi inilah yang sering dilupakan anak muda.
Namanya pemilu. Sama kayak pilihan yang lain, dua aja impact nya, baik dan buruk. Kalo kita memilih untuk menggunakan hak pilih kita maka itu sebuah kebaikan, sebaiknya jika kita anggurin satu suara, betapa kejamnya kita pada hal ini.
Jangan anggap pilihan ini ribut, rumit, rempong. Its simple. Kamu punya hak pilih, pada hari yang ditentukan ke TPS, coblos, selesai. Soal pilihan juga gampang kan? Ada visi misi nya, ada gambar orang nya, bisa digoogling track record nya.
So jangan sampe nggak milih, apapun alasannya, apapun kendalanya.
Tapi jangan milih untuk tidak memilih, itu ribet juga, golput namanya. Ibarat dikasih rezeki nggak mau ambil, rugi kita.
(Bersambung)