.
Sebulan ada waktu yang cukup untuk membuat suatu kegiatan menjadi kebiasaan. Kalo sebuah training 29-30 hari udah kayak super training camp. Ngga kebayang gimana capek nya seorang trainer kalo 30 hari membina orang.
Bila pelatihan yang konsisten pasti menghasilkan habits baru, bila maksimal. Tapi kalo 30 hari dihabiskan tanpa kesan berarti, alangkah ruginya bulan itu.
Hmm.. gimana kalo training itu baru kita lewati, kerasa ngga? Atau flat aja? Pulang dari pelatihan dengan rasa yang sama dengan sebelumnya, sama-sama hampa, biasa, no change. Kayaknya rugi banget ya.
Biasanya kalo training gagal cuma ada 2 kemungkinan, salah training atau salah pesertanya.. kemungkinan pertama bisa klo trainer nya amatir, newbie. Tapi bukankah Ramadhan adalah trainer yang amat sangat senior, 1400 kali lebih mengadakan pelatihan, berjuta orang telah lolos dan merasakan dampak positif dari sebulan bersama sang trainer.
Berarti satu-satunya alasan kenapa training ini gagal karena pesertanya gagal, gagal fokuslah, gagal pahamlah, dan gagal lainnya. Pesertanya yang nggak bisa meraih manfaat yang aslinya luar biasa banyak itu. Pesertanya yang tak mampu menerima materi dan gemblengan itu.
Pertanyaannya, siapa pesertanya? Yuhu, aku kamu dan kita. Kita gagal memaksimalkan peluang yang ada di depan mata. Aku kamu dan kita gagal mengalahkan malas untuk fokus dalam training, aku kamu dan kita gagal untuk memahami materi ini.
Lho kok bisa? Bukannya puasa kita penuh? Bukannya tarawih tiap malem? Ngaji dan kajian selalu?
Hmm aku juga masih bingung kenapa. Satu yang aku rasa dan sesali setelah Ramadhan, adalah ngga ada bedanya sebelum dan sesudah ramadhan. Serasa tanpa efek berarti. Termakna sedikit tanpa berubah nyata.
Bila anak muda ini diijinkan mengevaluasi, maka yang pertama adalah soal persiapan. Aku tak sesibuk menyiapkan ujian Nasional, juga ngga serempong persiapan kegiatan besar lainnya. Persiapan minim hasil apalagi
Ilmu kagak disiapin bener, finansial belum beres, yah itulah... Banyak hal yang tertinggal untuk disiapkan...
Ya mungkin satu kesalahan itu sudah cukup membayar rugi 30 hari ini, ngga siap ngga dapat. Mungkin persiapan adalah kunci utama kesuksesan, hidup, mati, Ramadhan, dan banyak hal yang butuh disiapkan.
Semoga yang kecil ini punya keikhlasan untuk membangun yang lebih besar lagi
Catatan 30 hari ku, ku simpan dalam lain waktu. Bukan tak mau kubagi namun lebih layak di pakai untuk introspeksi