PROSES MENJADI HEBAT
Sering kali orang sulit untuk
berkarya. Karena banyak alasan dan halangan.
“Belum bagus”
“Malu”
“Takut dihujat”
“Males”
“Siapa gue??”
Itu masalah sepele bagi kita yang
sudah sadar atas pentingnya berkarya. Namun bagi mereka yang belum itu hal terberat.
Berkarya. Inilah puncak
pengabdian hidup bagiku. Dengan jenis apapun, berkarya adalah output dari belajar.
Harapan setelah berkarya tentu
minimal kita dikenal sebagai ‘orang’ diantara 7 miliyar popolasi manusia. Bukan sekedar meramaikan platform
karya. Tapi untuk menunjukan siapa kita.
Ahh tinggi sekali harapan ku.
Yang ku tahu mengapainya itu sulit, rumit dan berliku.
Setidaknya seorang pekarya harus
konsisten sampai mati kalo mau dikenang baik. Karena kalo berhenti dan
tiba-tiba ‘jatuh’, akan hilang juga nama baiknya.
So, ada 4 hal pertama, agar kamu
bisa bertahan sampe mati untuk berkarya.
Satu, Isi Bensin. Nggak mungkin
orang berjalan apalagi ngebut tanpa bahan bakar. Dan bahan bakar pekarya adalah
ide, gagasan.
Kabar baiknya alam menyediakan
setiap jengkalnya sebagai ide. Kabar buruknya nggak semua ide bisa dikonfersi
menjadi karya. Juga tidak semua orang bisa mengubah ide menjadi karya.
Isi bensin bukan cuma ide,
mindset, semangat, motivasi diri juga harus dicari. Dicari bukan ditunggu.
Karena pengalaman membuktikan, menunggu untuk semangat itu menjadikan kita
lalai untuk berkarya.
Tapi kata motivasi cuma sekejap
saja dampaknya. Solusinya, jadikan dirimu motivatormu, bukan yang lain.
Caranya? Yakin bahwa dirimu akan
mati. Maka mesin diri akan terus terisi oleh motivator terbaik sepanjang
sejarah, kematian.
Kedua, Mulai Aja. Setelah punya
mindset dan semangat, kadang kala orang lupa untuk mulai.
“Nanti hasilnya jelek”
“Banyak haters nya”
Pasti hasinya jelek. PASTI.
Siapa juga yang mau jugde jelek?
Perasaanmu aja yang nggak pede. Belum tentu juga mereka tahu karyamu.
Karya pertama pasti jelek. Tapi
tanpa karya jelek dan sampah pekarya nggak bisa untuk naik lever menjadi
lumayan bagus. Gimana mau berkembang, orang nggak ditanam. Bener kan?
Proses memulai ini butuh
kemantapan, bukan cuma setuju pada prisip atau motivator kematian kita. Mantap
untuk membuang waktu santai kita tanpa dibayar.
Bagiku, proses memang kejam. Kita
melihat orang di puncak gunung dengan santai duduk manis meninkmati pemandangan di sana. Tapi proses
menaiki gunung kita nggak lihat. Dan ketika memulai untuk naik seketika hilang bayangan kesenangan
di puncak.
Tiga, Lingkungan yang aman.
Memulai berkarya berarti memulai show up hasil dari diri kita. Tentu ada mata
yang tak suka, ada mulut yang mencibir. WAJAR.
Trik agar tidak berhenti di pekan
atau bulan pertama adalah cari lingkungan yang relatif aman untuk berkarya.
Contoh komunitas. Karena komunitas itu sedikit lebih aman dari pada audience
umum.
Komunitas bukannya tidak ada
haters di dalamnya, bukan untuk dimintai like satu per satu. Komunitas itu
untuk dimintai saran dengan halus dan tulus.
Kalau opini publik mungkin tulus
tapi belum tentu halus. Sialnya kadang kalo kasar sedikit pekarya sering kendor
bahkan tumbang.
Empat, konsisten. Istiqomah emang
sulit bro. sulit.
Misal udah mulai bagus, udah
punya audience, followers, market. Ehh turun kualitasnya, ehh jarang upload
lagi, ehh vacuum.
Apalagi konsisten bersama
motivator kematian kita. Mati bukan jadi prioritas pikiran saat di atas angin. Lupa
pasti kalo udah sukses. Akhirnya merosot dan decline.
Yang paling keren adalah orang
yang ketika meninggal dunia, karyanya semakin dikenal, followers nya tambah
banyak, didoakan dan dibicarakan kebaikannya. Itulah karya yang berhasil.
Aku masih jauh untuk ke arah
sana. Jauh sekali.
Cuman aku berharap bisa bersama
sampai selesai tugas berkarya.