Langsung ke konten utama

mungkin#6

Aksi Secepat Mulut Berkomentar
9 Februari 2019
Aku menemukan sebuah keanehan yang terjadi. Banyak kata, retorika, dan rima tapi minim aksi.

Kenapa itu bisa terjadi? Karena ngomong itu lebih mudah dari pada beraksi. Modal untuk berbicara hanya mulut dan kata. Namun aksi membutuhkan lebih banyak tenaga.

Sayangnya manusia suka yang mudah. Terlahirnya jutaan raga dengan mulut yang selalu bicara tanpa bekerja.

Maka semuanya seperti pertandingan sepak bola. Yang beraksi adalah 22 orang di lapangan tapi yang memberikan komentar, cibiran dan olokan adalah mereka yang duduk manis.

Sebenarnya aksi itu menggandung ribuan kata dan jutaan makna. Sebuah aksi jalan kaki dari ujung pulau ke Ibu kota demi menyuarakan sesuatu lebih disorot dan dipuji ketimbang yang lain.

Aksi lainnya, walau mungkin bisu tak bersuara.

Tapi kadangkala aksi nggak memiliki makna bila tanpa tujuan. Aksi nyata sekalipun jika salah tujuan itu salah.

Itulah mengapa bertindak harus memiliki dasar. Bukan asal bertindak.

Mungkin yang dinilai di mata Allah bukan hanya aksi. Niat dan penolakan di hati sudah mendapat pahala tersendiri. Namun aksi, dua kali lipatnya.

Jadi mau milih mana, dialog penuh retorika atau aksi penuh dedikasi