Langsung ke konten utama

Hari Ke-3 : Buku dan Ceritaku

Ketika membaca buku, aku bukan hanya membaca sebuah cerita (fiksi) atau sepotong pembahasan (nonfiksi). Pada saat bersamaan aku sedang "menulis" dan "bercerita" tentang diriku.

Ketika aku membaca Laskar Pelangi misalnya, aku tidak hanya membaca cerita sekumpulan anak di Pulau Belitung yang berjuang untuk sekolah. Pada saat yang sama, aku merasakan aktivitas berangkat sekolah kadang bukan hal mudah. Ada saja penghalangnya.

Bila di Laskar Pelangi ada Lintang yang harus menunggu buaya lewat untuk melanjutkan perjalanan ke sekolah, aku pun dihalangi. Tentu bukan oleh buaya, tapi oleh rasa malas dan "rutinitas" di pagi hari (agak maksa sih ini, tapi ini relate. Serius).

Ketika aku membaca Ketika Cinta Bertasbih 1 dan 2, aku bukan saja membaca Abdullah Khoirul Azzam yang sedang jatuh cinta di negeri perantauan. Namun, aku merasa sedang tergila-gila pada Anna Althafunnisa di sini. 

Ketika membaca serial anak-anak Mamak, aku tidak hanya membaca kebandelan Pukat dan Burlian. Aku terbayang tentang diriku yang bandel sekali di perantauan. Yang kalau umi tahu pasti dimarahi sama seperti Mamak memarahi keempat anaknya.

Dan berbagai buku lainnya (semoga aku bisa menulis resensi dan ceritaku dalam buku apa saja yang sudah pernah kubaca secara lebih lengkap).

Cerita-cerita yang kubaca pasti akan segera "bercerita".